Selasa, 11 November 2008

Agama Yahudi, Sebuah Perkenalan Singkat


Agama Yahudi- Sebuah Perkenalan Singkat


31 Mei 2006 - Oleh: David Grunweg - Ketua dari Sheffield Jewish Congregation.

Artikel ini adalah teks pidato David Grunweg yang dibacakannya dalam suatu
pertemuan antar agama.


Bangsa Yahudi adalah salah satu dari bangsa yang paling tua di dunia. Sejarah
kami bisa dirunut ke belakang sampai 4.000 tahun. Kami ini keturunan dari
tua-tua Ibrahim, Ishak dan Yakub serta isteri-isteri mereka yaitu Sarah, Ribka,
Rahel dan Lea. Bangsa Yahudi bangga menjadi bangsa yang tua dan memiliki indera
sejarah yang kuat.
Ajaran mendasar dari agama Yahudi adalah monotheisme – keimanan kepada Tuhan
yang satu. Di masa purba, ajaran demikian membedakan bangsa Yahudi dari bangsa
tetangganya yang meyakini bahwa panen, hujan, sakit, kelahiran dan kematian
dikendalikan oleh masing-masing dewa. Tuhan adalah Pencipta semesta alam dan
segala-galanya. Dia adalah: – Maha Perkasa – Maha Mengetahui, dan – Maha
Ada, berada dimana pun pada saat yang sama.
Umat Yahudi meyakini bahwa Tuhan itu Suci, Maha Baik, Penyayang dan Adil dan
Dia mengharapkan manusia juga berlaku sama. Meski bersifat Maha Kuasa tetapi Dia
membiarkan manusia menentukan kehendaknya sendiri, memberi mereka kemerdekaan
memilih di antara yang baik dan yang jahat. Kaitan di antara manusia dengan
Tuhan bersifat langsung tanpa melalui perantara. Manusia berkomunikasi melalui
doa dan Tuhan selalu mendengarkan doa.
Yang dimaksud Tuhan adalah Tuhan bagi semua umat manusia. Ada petunjuk yang
telah digariskan bagi perilaku manusia dalam Hukum Nuh yang menjadi kerangka
dasar kehidupan akhlak dan keruhanian. Hukum Nuh terdiri dari 7 prinsip yaitu
melarang penyembahan berhala, menghujat, membunuh, zinah, mencuri, kekejaman
terhadap hewan dan mengembangkan keadilan, dan dengan demikian mendorong manusia
untuk hidup bersama dalam harmoni. Dalam cara berfikir Yahudi semua itu
merupakan dasar dari kehidupan berbudaya.
Bangsa Yahudi terkadang disebut sebagai bangsa yang terpilih. Mengenai hal ini
jangan lalu ditafsirkan bahwa Tuhan bersifat pilih kasih. Dalam pemikiran
Yahudi, semua manusia bertanggungjawab mengabdi kepada Tuhan dengan berpegang
pada Hukum Nuh. Disamping itu umat Yahudi berkewajiban mematuhi 613 perintah
lainnya atau Mitzvot. Hal itu merupakan perjanjian di antara umat Yahudi dengan
Tuhan dimana dengan mematuhi ketentuan Tuhan tersebut mereka bisa membawa
kesucian kepada dunia dan mempersiapkannya untuk saat ketika semua umat manusia
akan melihat Wujud-Nya.
Ke 613 Mitzvot mencakup juga Perintah yang Sepuluh dan 7 Hukum Nuh. Semuanya
terdiri dari 248 perintah positif dan 365 perintah negatif serta meliput semua
bentuk kegiatan keagamaan dan ibadah, peraturan tentang Sabat dan perayaan,
disamping perilaku pribadi, hubungan usaha, peradilan, perceraian dan kebiasaan
makan. Mematuhi Mitzvot menjadi indikasi hidup yang disiplin dan pengembangan
akhlak.
Umat Yahudi tidak akan berusaha untuk mengajak bangsa lain ke dalam agama
mereka karena mereka berkeyakinan bahwa terdapat banyak jalan lintasan menuju
Tuhan. Bangsa Yahudi meyakini akan datangnya Mesiah, termasuk juga pembangunan
kembali Kuil di Yerusalem, dimana semua bangsa datang untuk menyembah Tuhan.
Waktu itulah nantinya semua bangsa akan hidup damai dan harmoni dimana kehadiran
Tuhan akan dirasakan oleh semuanya.
Peraturan yang dikemukakan di atas dipatuhi secara harfiah oleh kelompok Yahudi
Orthodoks di seluruh dunia. Di zaman modern ini terdapat beberapa gerakan umat
Yahudi yang tidak lagi berpegang pada kebiasaan tradisional. Selain kelompok
Orthodoks tersebut terdapat pula aliran Liberal, Reform dan Masorti.
Di Sheffield ini ada komunitas Orthodoks dengan 350 anggota, kongregasi Reform
dengan 100 anggota dan sejumlah Yahudi yang tidak terkait dengan apa pun.

Tidak ada komentar: