Selasa, 11 November 2008

Nasib orang-orang Suci: Dibuat susah oleh Ulama-ulama

Nasib orang-orang Suci: Dibuat susah oleh Ulama-ulama



Bismillahirrahmanir rahiim

Firman Allah SWT dalam Surat Asy Syuaraa’ (26):

Satu peringatan dan contoh kepada kaum/ bangsa yang mendustakan Rasul Allah.


A tabnuuna bi kulli ni’in aayatan ta’batsuun.

Apakah kamu mendirikan diatas setiap tanah yang tinggi bangunan yang sia-sia? (26:128)


Wa tattakhidzuuna mashaani’a la’alla-kum takhluduun.

Dan kamu mendirikan istana-istana seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya? (26:129)

Itulah kaum Ad, bangsa yang pernah berkuasa, yang gagah dan perkasa serta tinggi peradabannya; tetapi di manakah mereka itu sekarang?

Kaum ‘Ad adalah bangsa yang pernah berkuasa, gagah perkasa dan beradab. Suku bangsa Iram sebagai cabang dari Suku bangsa ‘Ad mempunyai kerajaan yang kuat, yang dapat bertahan samapi tahun 500 Sebelum Masehi, yang berada di daerah Yaman (Adramitai). Kerjaaan Aramik mencakup seluruh Mesopotamia, Palestina, Siria dan Chaldea; bahasa Arami(k) dekat pada bahasa Ibrani.

Mereka telah mencapai kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan di zaman mereka. Mereka telah membangun kubu-kubu, istana-istana dan waduk-waduk raksasa. Mereka memiliki tempat-tempat peristirahatan, pabrik-pabrik dan bengkel mekanis. Mereka sangat istimewa dan maju sekali dalam seni bangunan arsitektur. Mereka menggunakan senjata-senjata perang yang baru, mendirikan tugu-tugu raksasa. Pendek kata seperti Bangsa Barat dewasa ini, mereka memiliki sarana-sarana kehidupan serba pelik yang patut dimiliki oleh bangsa yang sangat tinggi peradabannya. Mereka meraih kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan, akan tetapi mereka lalu menjadi lengah terhadap ajaran luhur dari sejarah, dengan cita-cita yang tinggi dan ahlak serta budi pekerti yang baik, yang takut dan takwa kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Lalu karena ahlak mereka menjadi rusak dan keruhanian mereka pun menjadi mundur. Mereka menutup telinga terhadap peringatan-peringat an dari Nabi-nabi mereka untuk mengubah tingkah lakunya. Mereka menjadi mangsa dari laknat yang mengerikan, mereka mengalami nasib yang tidak bisa di-elakkan karena mereka menganggap sepi akan peringatan dari Tuhan.

Yaitu, dikarenakan mereka itu:

Kadzdzabat ‘aadunil mursaliin.

Kaum Ad telah mendustakan Rasul-rasul Allah! (26:123)

Mendustakan kepada Rasul akhir zaman adalah sama saja dengan mendustakan juga kepada Rasul Allah, yakni Yang Mulia Nabi Muhammad saw. yang telah menubuatkan tentang kedatangan Nabi di zaman yang akhir ini.

Jadi, beruntunglah bahwa kaum bangsa Republik ini tidak semua orangnya mendustakan Rasul-rasul Allah, atau bahkan boleh dikatakan hanya sedikit saja orang yang memerangi dan memusuhi Nabi Allah ini, sehingga insya Allah kaum/ bangsa ini tidak akan mengalami nasib buruk seperti kaum ‘Ad, satu kaum atau bangsa yang pernah berkuasa, makmur-sejahtera dan berperadaban tinggi, lalu menghilang dari sejarah, hilang ditelan bumi.

Nabi-nabi Allah dan pengikutnya, serta orang-orang suci dan para Wali pun mengalami nasib dibuat susah oleh ulama-ulama; contohnya dari sejarah:

Kepada Hadhrat Imam Abu Hanifah orang-orang menyusahkan beliau; ada yang mengatakan beliau itu bodoh, zindiq (heretic / bid’ah) dan sebagainya; malah beliau dimasukkan ke dalam penjara dan akhirnya diberi racun sehingga wafat di dalam penjara itu juga.

Demikian hal kepada Hadhrat Imam Syafi’i, yang bernama Abu Abdullah Muhammad bin Idris, yang ketika berusia 7 tahun sudah hafal Alqur-aan. Pada masa hidupnya, oleh Ulama-ulama Mesir dan Iraq Yaman dan Baqdad, beliau dituduh dengan bermacam-macam fitnah dan dihina-hinakan; mereka menyeret beliau dengan rantai sehingga beribu-ribu orang memaki-maki beliau dan mengatakan beliau itu “adarru min’l iblis” yang artinya lebih berbahaya daripada iblis.

Akan tetapi Tuan-tuan sekarang mengetahui betapa besar kehormatan dan pujian orang-orang terhadap Imam Syafi’i, sedangkan nama Ulama-ulama, orang yang biasa memaki beliau itu sama sekali hilang lenyap dari muka bumi.

Lihatlah juga Imam Malik; sampai dalam masa 25 tahun lamanya beliau tidak bisa keluar pergi untuk bersembahyang Jum’at dan akhirnya beliau dijerumuskan ke dalam penjara dengan mendapat pukulan rotan sebanyak 70 kali.

Hadhrat Ahmad Ibni Hambal pun sampai dipenjara juga; orang-orang memukuli beliau dan meludahi mukanya; pada setiap waktu maghrib beliau mendapat pukulan sedangkan kakinya dirantai dengan rantai besi yang berat sekali.

Saudara juga boleh pelajari, bgaimana: Imam Muhammad Ibni Ismail Bukhari, bagaimana orang-orang menyusahkan beliau dengan bermacam-macam makian sampai akhirnya beliau diusir dari Bukhara, hingga pada suatu waktu di dalam sembahyang Tahajjud-nya beliau berdoa kepada Allah begini:

“Ya Tuhan, sesungguhnya telah sempitlah bumi ini bagiku meskipun keadaannya sendiri adalah luas; maka ambillah aku kepada Engkau.”

Demikian halnya kepada Hadhrat Aldul Qadir Jailani dan Syekh Muhyiddin Ibnu Arabi; Ulama-ulama memberi fatwa mereka dikafirkan dan supaya mereka dimaki-maki oleh orang banyak.

Orang-orang yang mulia tersebut, seperti halnya Imam Zaman ini, yang mendapat kesusahan yang hebat itu, adalah orang yang pekerjaannya, yang bekerja memelihara agama Allah dan menjaga pelajaran Islam, supaya orang-orang tidak terjerumus ke dalam neraka jahannam.


Tidak ada komentar: